PENALARAN INDUKTIF ANALISA PEMBAHASAN
PENALARAN
INDUKTIF
ANALISA
PEMBAHASAN
Nama Dosen :
Drs. Budi
Santoso, MM
Penyusun :
Ratna Indraswari
(27213311)
Fakultas Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Universitas
Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat
manusia.
Makalah
ini tentang ‘Penalaran Induktif’ di susun guna memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Idonesia 2 dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah
ini saya susun
dengan segala kemampuan saya dan
semaksimal mungkin. Namun, saya menyadiri
bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari
itu saya sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2, Bpk. Drs. Budi Santoso, MM yang saya harapkan sebagai
bahan koreksi untuk saya.
Bekasi, November
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………………………………...
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………..
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………
BAB I …………………………………………………………………………………………..
1.1
Latar Belakang ……………………………………………………………………………
1.2
Rumusan Masalah ………………………………………………………………………..
1.3
Tujuan ……………………………………………………………………………………..
BAB II
2.1 Penalaran ………………………………………………………………………………….
2.2 Pengeritian
Induktif ………………………………………………………………………
2.3 Pengertian
Penalaran Induktif …………………………………………………………..
2.4
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif ……………………………………………………...
BAB III
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kita hidup di zaman
modern yang menuntut kita untuk menjadi manusia yang beredukasi tinggi,
berwawasan luas, serta berpikiran terbuka. Untuk menjadi manusia yang demikian,
dibutuhkan pengetahuan serta kemampuan penalaran yang baik. Jenis penalaran itu
sendiri terbagi menjadi 2, penalaran induktif dan penalaran deduktif. Makalah
ini secara khusus membahas tentang penalaran induktif, yakni proses yang
berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil
pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang
bersifat umum.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1.
Apakah yang
dimaksud dengan penalaran?
2.
Apakah yang
dimaksud dengan penalaran induktif?
3.
Apa sajakah
bentuk-bentuk/jenis-jenis penalaran induktif dan bagaimana contohnya?
1.3
TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia 2. Kita dapat memahami lebih dalam mengenai penalaran induktif serta
contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENALARAN
1.
Pengertian
Penalaran
merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang
dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan
panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat
mengetahui suatu kebenaran.
2.
Ciri-ciri Penalaran
Secara detail penalaran mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan
didasarkan pada data yang sahih.
·
Analitis, berarti bahwa
kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam
merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke
dalam suatu pola tertentu.
·
Rasional, artinya adalah apa
yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat
dipikirkan secara mendalam.
3.
Tahap-tahap
Penalaran
Menurut John Dewey,
proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
·
Timbul
rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
·
Kemudian
rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
·
Timbul
suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau
teori.
·
Ide-ide
pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara
mengumpulkan bukti-bukti (data).
·
Menguatkan
pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui
keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
2.2 PENGERTIAN
INDUKTIF
Induktif merupakan hal yang dari
khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir
melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.
2.3 PENGERTIAN
PENALARAN INDUKTIF
Penlaran induktif adalah proses
penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.
Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan
antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji
secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan
umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh penalaran induktif:
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan: semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
2.4 BENTUK-BENTUK
PENALARAN INDUKTIF
a.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
·
Andika
Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
·
Raffi
Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film
berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga
bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
1.
Generalisasi
sempurna: Generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2.
Generalisasi
tidak sempurna: Generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga
untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi
yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur
pengujian yang benar.
b.
Analogi
Analogi
dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi
dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya
memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat
menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah
dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola
yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet.
Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional
dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh
karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan
latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1.
Analogi
induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada
persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih
setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih
setiap hari.
2.
Analogi
deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang
sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena
ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan
hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan
sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia,
untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.
c.
Hubungan
Kausal
Penalaran
yang diperoleh dari gejala - gejala yang saling berhubungan. Hubungan
kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti
antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai
hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan
tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan
bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi
keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan
liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri
juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat
kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban
kecelakaan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Penalaran merupakan pemiikiran,
logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan
pengertian atau kesimpulan, sedangkan induktif adalah hal yang dari khusus ke
umum.
Sehingga dapat dikatan bahwa penalaran induktif adalah proses
penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.
Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan
antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji
secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan
umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar