Review Jurnal (Akuntansi Komperatif Eropa)
Jurnal : Jurnal
Akuntansi Bisnis
Volume : Vol. XIII No. 25
Tahun : 2014
Penulis : Anggreni Dian Kurniawati
Tujuan Penelitian :
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara empiris apakah
persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual merupakan
karakteristik perusahaan yang mempengaruhi ERC (Earning Response Coefficient) perusahaan Eropa dan Asia yang
terdaftar di NYSE (New York Stock
Exchange) dan menganalisis apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ERC pada
perusahaan Eropa berbeda dengan perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE.
Landasan Teori :
Kualitas laba dapat didefinisikan sebagai korelasi antara laba
akuntansi dan laba ekonomi (Schroeder et al., 2001). Laba akuntansi yang
berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit gangguan persepsian
(perceived noise) di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya (Candrarin, 2001). Laba yang persisten menyebabkan
ERC bervariasi antar perusahaan (cross sectional) dan ERC laba yang permanen
lebih tinggi dibandingkan laba transitori (Collins dan Kothari, 1989). ERC
sendiri dapat didefinisikan sebagai koefisien pada pengukuran laba akuntansi
ekspektasian dalam regresi pasar saham abnormal (Scott, 2003), maka dapat
disimpulkan bahwa ERC merupakan ukuran besarnya kekuatan hubungan laba
akuntansi dengan harga saham. Setidaknya terdapat empat hipotesis yang
menjelaskan besaran ERC yaitu: harga yang menuntun laba (price lead earnings),
pasar modal yang tidak efisien, gangguan (noise) pada laba dan kurang baiknya
prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan laba transitori (Kothari, 2001). Oleh
karena itu, erat kaitannya antara ERC dan kualitas laba karena adanya kedekatan
hubungan ERC dengan laba itu sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ERC
yaitu persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Eropa dan Asia yang
cross-listed atau terdaftar di pasar modal Amerika Serikat dan berasal dari
negara yang berbeda karakteristik perusahaan maupun negaranya. Hal ini
dilakukan karena peneliti ingin menganalisis dan membandingkan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi ERC dan kualitas laba secara umum kedua negara
dengan karakteristik negara dan perusahaan yang berbeda tersebut.
Hipotesis :
- H1 : Persistensi laba berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC)baik di perusahaan Asia maupun perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE.
- H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient (ERC) baik di perusahaan Asia maupun perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE.
- H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC) baik di perusahaan Asia maupun perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE.
- H4 : Kualitas akrual berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC) baik di perusahaan Asia maupun perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE.
Metode Penelitian :
Sampel penelitian ini adalah perusahaan Asia dan Eropa yang terdaftar
di New York Stock Exchange (NYSE) periode 2008-2011. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diunduh melalui situs resmi New York
Stock Exchange (NYSE) yaitu www.nyse.com dan situs resmi NASDAQ yaitu www.nasdaq.com.
PENGUKURAN
VARIABEL:
- Variabel Dependen : Variabel dependen dari penelian ini adalah Earnings Response Coefficient (ERC). ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi dari harga saham dan laba akuntansi. Model regresi untuk menghitung ERC adalah sebagai berikut:
- · Variabel Independen : Variabel independen dari penelitian ini adalah persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual.Persistensi laba akan diukur dari slope regresi atas perbedaan laba sebelum pajak saat ini dengan laba sebelum pajak sebelumnya (Lipe, 1990; Candrarin, 2003). Penghitungannya adalah sebagai berikut:
- · Statistik Deskriptif : Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji statistic deskriptif. Uji Statistik deskriptif ini dilakukan untuk mendeskriptifkan data penelitian dalam bentuk tabulasi karakteristik masing-masing variabel penelitian yang meliputi rata-rata (mean) dan deviasi standar.
- · Model Empiris : Model empiris yang digunakan untuk mengetahui pengaruh persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual terhadap earning response coefficient.
Alat Uji Hipotesis :
·
Uji Normalitas
: Digunakan untuk mendeteksi apakah setiap residual (ui) berdistribusi
normal
· Uji
Multikolinearitas : Digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan
linear (korelasi) yang signifikan antara beberapa atau semua variabel bebas
yang ada di dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka terdapat masalah
multikolinearitas (Gujarati, 2009).
· Uji
Heteroskedastisitas : Untuk membuktikan apakah dalam sebuah model regresi
terdapat ketidaksamaan varian dari residual, dari satu observasi ke observasi
yang lain.
· Uji
Autokorelasi : bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear terdapat korelasi antar residual pada perioda t dengan kesalahan pada
periode sebelumnya, yaitu t-1.
Hasil Penelitian :
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan tingkat
keyakinan 95% didapatkan hasil bahwa hasil signifikansi yang diperoleh dari uji
regresi linier berganda antara earnings response coefficient (ERC) yang
merupakan proksi kualitas laba dan persistensi laba (PEL) untuk perusahaan Asia
sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 dengan koefisien
regresi sebesar 0.016 dan untuk sampel perusahaan Eropa yaitu sebesar 0.008
lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 dengan koefisien regresi
sebesar 0.014. Berdasarkan hasil statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa
persistensi laba berpengaruh positif terhadap kualitas laba baik di perusahaan
Asia maupun di perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE yang berarti Hipotesis pertama (H1) terdukung.
Hipotesis kedua dengan tingkat keyakinan 95%
didapatkan hasil bahwa hasil signifikansi yang diperoleh dari uji regresi
linier berganda antara earnings response coefficient (ERC) yang merupakan
proksi kualitas laba dan leverage (LEV) untuk sampel perusahaan Asia sebesar
0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05dengan koefisien regresi
sebesar 0.049 dan untuk sampel perusahaan Eropa yaitu sebesar 0.048 lebih kecil
dari tingkat signifikansi alpha 0.05 dengan koefisien regresi sebesar 0.041.
Berdasar hasil statistik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa leverage
berpengaruh positif terhadap kualitas laba baik di perusahaan Asia maupun di
perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE yang berarti Hipotesis kedua (H2) tidak terdukung.
Hasil pengujian Hipotesis ketiga ditunjukkan bahwa
dengan tingkat keyakinan sebesar 95% didapatkan bahwa hasil signifikansi yang
diperoleh dari uji regresi linier berganda antara earnings response coefficient
(ERC) yang merupakan proksi kualitas laba dan ukuran perusahaan (SIZE) untuk
sampel perusahaan Asia adalah sebesar 0.014 lebih kecil dari tingkat
signifikansi alpha 0.05 dengan koefisien regresi sebesar 0.006 dan untuk sampel
perusahaan Eropa yaitu sebesar 0.001 lebih kecil dari tingkat signifikansi
alpha 0.05 dengan koefisien regresi sebesar -0.013. Berdasarkan hasil statistik
tersebut dapat disimpulkan ukuran perusahaan di Asia berpengaruh positif
terhadap ERC baik untuk perusahaan Asia namun lain halnya dengan perusahaan
Eropa yang terdaftar di NYSE. Ukuran perusahaan di Eropa berpengaruh negatif
terhadap kualitas laba, yang berarti
Hipotesis ketiga (H3) tidak terdukung.
Hipotesis keempat menunjukkan bahwa dengan
signifikansi alpha 5% didapatkan hasil bahwa hasil signifikansi yang diperoleh
dari uji regresi linier berganda antara earnings response coefficient (ERC)
yang merupakan proksi kualitas laba dan kualitas akrual (AA) untuk sampel
perusahaan Asia sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05
dengan koefisien regresi sebesar 0.207 dan untuk sampel perusahaan Eropa yaitu
sebesar 0.044 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha 0.05 dengan koefisien
regresi sebesar 0.128. Berdasarkan hasil statistik tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas akrual berpengaruh positif terhadap ERC baik untuk perusahaan
Asia dan perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE yang berarti Hipotesis keempat (H4) terdukung.
Kesimpulan :
Secara umum dapat ditarik simpulan bahwa persistensi laba, leverage,
ukuran perusahaan, dan kualitas akrual berpengaruh positif terhadap ERC di
perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE, namun tidak demikian dengan perusahaan
Eropa yang terdaftar di NYSE. Persistensi laba, leverage, dan kualitas akrual
berpengaruh positif terhadap ERC di perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE
namun ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC di perusahaan Eropa
yang terdaftar di NYSE. Analisis tambahan juga menyimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi ERC perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE berbeda dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan Eropa yang terdaftar
di NYSE dan perbedaan tersebut disebabkan oleh kualitas perusahaan yang berbeda
di antara kedua negara tersebut.
Kelebihan Penelitian :
Kelebihan dari penelitian ini adalah penulis menjelaskan metode secara
rinci dan berurutan sehingga cukup mudah dimengerti, selain itu penulis juga
memiliki banyak referensi sehingga data yang terkumpul lebih lengkap dan dapat
mendukung penelitian tersebut.
Kelemahan Penelitian :
Penelitian ini menurut kami tidak memiliki kekurangan yang berarti.
terimakasih sangat membantu, yang ingin saya tanyakan rumus ERC kakak dapat referebnsi darimana ya? soalnya saya cari rmus ERC berbeda-beda. mohon bantuanya terimakasih
BalasHapusKak izin bertanya untuk rumus persistensi laba disitu terdapat e (standar error) untuk standar error sendir dapatnya dari mana ya kak ?
BalasHapusMohon jawabannya kak 🙏🙏