RESENSI NOVEL HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE



Judul: Harry Potter and the Goblet of Fire (Harry Potter dan Piala Api)

Seri: Harry Potter #4
Penulis: J.K. Rowling
Penerjemah: Listiana Srisanti
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008 (Cetakan XX)
Tebal: 896 hlm.
ISBN: 9789796558537
Rating: 5/5

SINOPSIS:
TAHUN ini akan berlangsung Piala Dunia Quidditch. Harry ingin sekali menontonnya, tetapi akankah keluarga Dursley menginzinkannya? Tahun ini Hogwarts juga akan menjadi tuan rumah turnamen sihir yang sudah lebih dari seratus tahun tak pernah diadakan. Tahun ini, Harry yang beranjak remaja, juga mulai naksir cewek. Siapakah cewek beruntung yang kejatuhan cinta penyihir dan Seeker beken ini? Tapi tak semua yang dialami Harry peristiwa hura-hura. Karena mendadak bekas luka di keningnya terasa sakit sekali. Dan di langit malam, muncul Tanda Kegelapan, tanda yang menyatakan bangkitnya Lord Voldemort. Dan itu baru permulaan.

Wujud Lord Voldemort akan kembali sempurna bila dia berhasil mendapatkan darah musuh besarnya, Harry Potter. Dan dengan bantuan abdinya yang setia, Lord Voldemort menculik Harry.

Akhirnya, untuk pertama kalinya selama tiga belas tahun. Harry berhadapan langsung dengan musuh besarya. Dan tak terhindarkan lagi, keduanya berduel...

RESENSI:
Ini kisah perjalanan seorang anak menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Ketenaran merupakan sesuatu yang bermuka dua. Di mana di satu sisi senantiasa memuja, namun di sisi lain berusaha menjatuhkan.

Harry terbangun diakibatkan bekas lukanya terasa sakit bagai terbakar. Terakhir kali luka itu sakit, Lord Voldemort ada di dekatnya. Mungkinkah Lord Voldemort ada di Privat Drive? Tak mungkin. Jalanan tampak sunyi seperti biasanya. Tak ada keanehan sedikitpun. Keanehan justru datang di pagi hari. Sebuah surat berhasil membuat paman Vernon marah besar. Bukan karena dibawa burung hantu atau sejenisnya, surat itu datang melalui tukang pos layaknya surat pada umumnya. Namun penyebabnya adalah surat itu sendiri, dan paman Vernon membenci ketidaknormalan.

Surat itu berasal dari Mrs Weasley, berisi permintaan izin agar bisa mengajak Harry untuk menyaksikan Piala Dunia Quidditch, yang artinya Harry akan lebih cepat meninggalkan rumah keluarga Dursley. Sesuatu yang sama-sama menguntungkan, baik Harry maupun keluarga Dursley. Ketika hari di mana keluarga Weasley akan menjemput Harry tiba, ada kekhawatiran yang Harry rasakan. Sebuah insiden besar terjadi. Harry sama sekali tidak menduga mereka akan datang dengan cara itu. Ditambah lagi dengan keisengan si kembar George-Fred terhadap Dudley semakin memperburuk suasana.

Ini kedua kalinya Harry mengunjungi The Burrow, dan selalu menyenangkan. Harry akhirnya bertemu dengan Bill dan Charlie, kakak-kakak Ron yang sudah lulus dari Hogwarts. Dan Percy masih selalu menyebalkan, sekarang ditambah lagi dengan kesoksibukannya sejak bekerja di Kementerian Sihir. Namun menghabiskan sisa masa liburan bersama keluarga Weasley ditambah Hermione merupakan saat-saat yang luar biasa menyenangkan.

Untuk pergi ke lokasi Piala Dunia Quidditch mereka harus menuju ke sebuah bukit di mana sebuah portkey disiapkan. Di sana, mereka bertemu dengan Mr Diggory dan putranya, Cedric Diggory, Seeker dari asrama Revenclaw yang tahun lalu berhasil mengalahkan Harry. Final Piala Dunia Quidditch sungguh meriah. Ribuan penyihir dari berbagai penjuru dunia berkumpul. Permainan Seeker dari tim Irlandia berhasil membuat Harry terpukau, Victor Krum. Permainannya sungguh hebat. Setelah pertandingan usai, sebuah kehebohan terjadi. Sekumpulan Pelahap Maut datang mengacaukan suasana. Semua pengunjung sibuk menyelamatkan diri. Lalu muncul Tanda Kegelapan di langit, sesuatu yang hanya bisa diciptakan oleh pengikut Pangeran Kegelapan. Dan pemerintahan menuduh Harry. Bagaimana mungkin?

Kejadian itu menjadi pembahasan yang seru, bahkan di Hogwarts. Murid-murid sibuk bercerita tentang kehebohan Piala Dunia Quidditch hingga ke kejadian munculnya Tanda Kegelapan. Namun kehobahan itu terkalahkan oleh pengumuman yang Dumbledore sampaikan. Akan ada sebuah turnamen yang diikuti tiga sekolah sihir terhebat yang pernah ada--Sekolah Sihir Hogwarts, Akademi Sihir Beauxbatons, dan Institut Durmstrang. Turnamen Triwizard. Turnamen ini hanya bisa diikuti oleh murid yang sudah berusia tujuh belas tahun dengan cara memasukkan namanya ke dalam Piala Api. Hanya satu juara yang akan terpilih mewakili setiap sekolah. Piala api akhirnya menentukan pilihannya: Fleur Delacour dari Beauxbatons, Victor Krum dari Durmstrang, dan Cedric Diggory dari Hogwarts. Namun tanpa diduga, Piala Api mengeluarkan nama keempat, Harry Potter.

Bagaimana mungkin? Harry tak memasukkan namanya ke Piala Api dan umurnya belum tujuh belas tahun. Siapa yang memasukkan namanya? Bagaimana reaksi Dumbledore dan seluruh penghuni Hogwarts? Mampukah Harry mengikuti turnamen yang berhadiah seribu galleon dan kemahsyuran, namun kematian mengintai disetiap tugasnya?


KESAN :
Ini buku keempat dari seri Harry Potter. Petualangannya semakin menarik dan seru. Ada Piala Dunia Quidditch yang kehebohannya mengingatkan pada Piala Dunia Sepakbola. Namun uforia yang ditampilkan kurang tereksplor. Begitu juga dengan para tamu dari Beauxbatons dan Durmstrang. Sesuatu yang baru yang seharusnya bisa dikemas lebih menarik.

Lalu tentang turnamennya, di sini yang digunakan sebagai judul justru Piala Apinya. Namun piala apinya sendiri tidak terlalu banyak dibahas. Seakan hanya sekedar alat pemilih nama juara. Dan tokoh-tokoh barunyapun kurang kuat terbangun. Justru yang paling kuat adalah sosok Rita Skeeter.

Tokoh ini seakan mengingatkan kita pada dunia entertainment. Di mana kepopuleran itu memiliki dua muka. Pada awalnya selalu memuja dan meninggikan. Namun dibalik itu semua, senantiasa menjatuhkan dan menghancurkan.

Namun secara keseluruhan kisahnya tetap menarik untuk diikuti. Walaupun jika dibandingkan dengan filmnya, jauh lebih mengena di film. Beberapa kejadian memang dirubah dari kisah aslinya di buku, namun lebih menarik dan lebih pas.

SUMBER:
http://goresanika.blogspot.co.id/2014/11/resensi-harry-potter-and-goblet-of-fire.html
http://www.kandangbaca.com/2013/05/review-harry-potter-and-goblet-of-fire.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW JURNAL 4

[Esai] Virus K-pop Membawa Pengaruh Positif dan Negatif terhadap Remaja Indonesia